FTIK Gelar Studium General Awal Semester Genap 2016/2017
FTIK NEWS Agar mampu bersaing di tengah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) berkomitmen dan konsisten melakukan langkah nyata untuk membekali para mahasiswanya kelak menjadi sosok guru yang berkualitas, cakap, cerdas dan punya kepribadian yang kuat. Salah satunya lewat Stadium General bertajuk Mempersiapkan Guru Berkualitas Menghadapi Persaingan Global yang berlangsung di Aula Seuramoe Teuhah, Selasa, 7 Maret 2017.
Studium General ini wajib diikuti mahasiswa FTIK. Jumlahnya lebih kurang 600 mahasiwa yang terdiri dari enam Jurusan. Di antaranya Pendidikan Agama Islam (PAI), Pendidikan Bahasa Inggris (PBI), Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI), Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Pendidikan Guru Raudlatul Athfal (PGRA) dan Pendidikan Matematika (PMA).
Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Dr. H. Ahmad Fauzi, M.Ag dalam sambutannya mengatakan momen kuliah umum ini sangat penting karena mahasiswa nantinya akan mendapatkan bekal pengetahuan untuk mempersiapkan diri menjadi guru berkualitas dalam menghadapi persaingan global. Tak hanya itu, beliau menegaskan jika persaingan global harus dibarengi dengan peningkatan sumber daya manusia yang profesional. Caranya dengan menempuh pendidikan setinggi mungkin, Beliau juga menegaskan perlunya penguatan karakter positif bagi mahasiwa sebagai bekal hidup di masyarakat era global. Sebab karakter yang baik juga identik dengan tingginya peradaban suatu bangsa. Makanya sejak di bangku kuliah, hendaknya mahasiswa sudah terbiasa melatih karakter positif seperti disiplin, santun, tanggungjawab. Di mulai dari individu masing-masing, tegasnya.
Senada dengan hal tersebut, Prof Dr. H. Tatang Herman M.Ed Guru besar pada universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang didaulat menjadi narasumber pada acara Studium General, mengungkapkan bahwa profesi seorang guru tidak akan pernah tergantikan oleh alat secanggih apapun, karena pada diri seorang guru punya perasaan, kepribadian dan suri tauladan. Beliau mengungkapkan juga bahwa menurut hasil uji kompetensi awal tahun 2012 menunjukkan, peta kemampuan guru di Indonesia dalam penguasaan materi pelajaran berkisar 42,25%, artinya masih jauh harapan untuk mampu menjadikan guru berkualitas, terlebih lagi menghadapi persaingan di tengah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Beliau memberikan solusi untuk menjadi seorang guru yang berkualitas di abad 21 perlu mempersiapkan keterampilan dalam mengajar diantaranya 1. Learning and innovation skills, melalui berfikir kritis dan problem solving, komunikasi dan kalaborasi, kreativitas dan inovasi 2. Information, media, and technology skills. Melalui mengakses informasi secara efektif dan efesien dan menggunakan informasi dengan akurat dan kreatif dan 3. Life and career skills, melalui interaksi sosial dan kultural serta memiliki sikap kepemimpinan dan tanggung jawab," Pungkasnya.