Bangun Kerjasama dengan Empat Negara, FTIK IAIN Langsa Mengikuti Seminar Internasional Desa Wisata
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Langsa mengembangkan wawasan desa wisata di Indonesia, Suriname, Malaysia, dan Timor Leste melalui Seminar Internasional Desa Wisata secara daring, Minggu, 24 Maret 2024.
Bersama dengan sepuluh kampus lain di Indonesia, FTIK IAIN Langsa berkolaborasi membicarakan peranan desa wisata dalam membangun sektor pariwisata di Indonesia. Tidak hanya kampus di Indonesia, Universitas Pendidikan Sultan Idris (Malaysia), Universitas Malaysia Perlis (Malaysia), Azzam Aliyah (Suriname), dan Timur Leste juga turut andil berdiskusi memajukan desa wisata di negara masing-masing. Hadir Dr. Ari Setiawan, M.Pd. dari UST Yogyakarta, Dr. Makmur, M.Let. dari UPSI Malaysia, Mohd. Kasturi Nor Abd Aziz, M.A. dari UniMAP Malaysia, dan As’ari Latif dari Azzam Aliyah Suriname.
Seminar desa wisata ini bertujuan memberikan wawasan terhadap masyarakat agar dapat mengembangkan desa wisata secara berkelanjutan. Efeknya sangat besar dalam menggerakkan perekonomian masyarakat. Hal ini dapat membantu meningkatkan perekonomian lokal dan membangun eksistensi desa yang mandiri dan profesional.
As’ari Latif memaparkan wisata di Suriname sebenarnya memiliki peluang besar untuk membangun perekonomian. Namun, masyarakat di Negara ini membutuhkan pelatihan untuk mengembangkan desa wisata yang ada di sekitar mereka. Karena faktor ekonomi yang rendah, masyarakat Suriname lebih fokus pada perkebunan. “Dengan kerjasama lintas negara ini, kami mengharapkan Bapak dan Ibu dari Indonesia bertukar pikiran dalam pengemabngan desa wisata”, ujar dosen Azzam Aliyah, Suriname ini.
Dosen Universitas Pendidikan Sultan Idris (UPSI) Malaysia-Dr. Makmur, M.Let. menambahkan bahwa selain budaya dan keindahan alamnya, sektor pendidikan juga mampu mengangkat citra desa wisata di suatu daerah. Orang-orang yang berpendidikan tinggi memiliki peluang besar pengolah dan memajukan desa wisata sehingga menarik turis mancanegara. “Sektor budaya, bahasa, adat, dan karakter baik masyarakat setempat wajib dipelihara demi merawat kunjungan wisatawan”, tambahnya.
Menindaklanjuti seminar internasional ini, Dr. Ari Setiawan, M.Pd. membuka jalan kepada dosen-dosen di Indonesia untuk melakukan pengabdian di Suriname, Malaysia, dan Timor Leste. Diskusi awal telah dilakukan oleh empat negara ini, “Program pengabdian akan direncanakan akhir Maret hingga Mei 2024 mendatang. Pengabdian tidak hanya dalam bidang pariwisata saja, tetapi juga pendidikan, ekonomi, informatika dan teknologi, islamic studies, dan hukum. Semua kampus dapat bergabung nantinya”, Wakil Rektor III Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta ini menambahkan informasi kepada peserta seminar.
Tidak mau tinggal diam dalam membangun desa wisata di Kota Langsa, Dekan FTIK IAIN Langsa menilai seminar ini memberikan jalan para akademisi memiliki tanggung jawab membangun sektor pariwisata, “Seminar ini menjadi platform untuk mengembangkan pengelolaan desa wisata secara bersama. Kami dari FTIK IAIN Langsa akan bergerak dari bidang pendidikan. Kerjasama yang telah disepakati akan kita realisasikan dalam bentuk collaborative community service”, Dr. Amiruddin, M.A. memberi semangat untuk dosen-dosen FTIK IAIN Langsa.
Lebih dari 200 peserta seminar internasional desa wisata menyimak penjelasan para pemateri dengan penuh semnagat. Waktu tiga jam selama mengikuti seminar internasional ini terasa begitu cepat. Berbagai pertanyaan disampaikan kepada para pemateri sebagai wujud rasa ingin tahu mendalam mengenai budaya dan kearifal lokal di negara tersebut. Beberapa program ke depan juga telah direncanakan. Program pengabdian kepada masyarakat tingkat internasional akan diimplementasikan dalam waktu dekat