MIN 2 Aceh Tamiang melakukan kegiatan pendampingan implementasi Kurikulum Merdeka. Yang dibuka oleh Rodiah Rawi, S.Ag. Kegiatan ini berlangsung pada Jum’at tanggal 22 sep 2023 di MIN 2Aceh Tamiang yang diikuti oleh 34 guru MIN 2 Aceh Tamiang. Turut hadir dalam kegiatan ini, Rasidah (Penmad Kemenag Aceh Tamiang) dan Diana Sulaisih, S. Ag, MA (Pengawas Madrasah). Ketua Panitia, Rodiah, mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan “kegiatan pendampingan satuan Pendidikan Madrasah Ibtidaiyah Aceh Tamiang terhadap implementasi Kurikulum Merdeka.” Rodiah lebih lanjut mengatakan bahwa kegiatan pendampingan ini berlangsung selama 6 bulan dan beliau mengharapkan agar “para guru dapat memanfaatkan kegiatan ini dengan sebaik-baiknya dalam menggali informasi penting dari fasilitator.” Adapun fasilitator kegiatan adalah Suhelayanti, M.Pd.I (dosen PGMI IAIN Langsa) yang melakukan review terhadap modul -modul ajar yang telah dibuat oleh guru – guru MIN 2 Aceh Tamiang.

Kegiatan ini merupakan pilot projek kementerian Agama Balai Diklat Banda Aceh dalam merespon pengimplementasian Kurikulum Merdeka Belajar dimana seluruh satuan Pendidikan Madrasah dibawah naungan kementerian agama akan mengimplementasikannya tahun 2024. Pada kegiatan ini para guru diberikan akses ke portal https://buku.kemdikbud.go.id/katalog untuk mendapatkan e-book buku guru dan buku siswa berbasis Kurikulum Merdeka yang menjadi bahan dasar dalam pembuatan modul ajar. Modul ajar ini merupakan panduan bagi guru terkait Langkah-langkah pembelajaran kurikulum merdeka yang terdiri dari muatan isi, tujuan pembelajaran, kegiatan keluarga, skema pengajaran, proyek belajar, refleksi gurutips pengajaran, ide pengajaran, apersepsi, persiapan sebelum kegiatan dan kegiatan alternatif.

Lewat kegiatan ini, para guru MIN 2 Aceh Tamiang diharapkan memiliki pemahaman dan gambaran yang cukup terkait pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka dan mampu menyusun dan menyusun modul ajar yang terfokus pada capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran berbasis Kurikulum Merdeka yang menekankan pembelajaran berdiferensiasi, projek PPRA, dan pengadopsian kearifan lokal.